Jumat, 11 November 2016

Prasangka






Seorang gadis mungil yang cantik membawa dua apel dengan kedua tangannya..
Ibunya menghampiri dan dengan lembut memohon putri mungilnya dengan tersenyum:
"Putri manisku, maukah kamu memberikan pada ibu salah satu dari dua apelmu?"
-
Gadis itu memandang ibunya selama beberap detik, dan tiba-tiba dengan cepat dia menggigit salah satu apel, dan lalu menggigit pula apel yang lain.
-
Sang ibu merasakan kebekuan dalam senyumnya.
-
Dia mencoba dengan kuat agar menghilangkan kekecewaanya.
-
Lalu sang putri mungil memberikan salah satu dari apel yang telah tergigit itu ke ibundanya, dan berkata:
"Ibu, ambilah.. Ini yang lebih manis."

Selasa, 01 November 2016

Putri Rose dan Burung Emas





Putri Rose dan Burung Emas 

 Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang sangat jauh, hiduplah seorang Putri yang sangat cantik. Dia memiliki rambut merah panjang dan sangat mencintai bunga mawar sehingga banyak orang yang memanggilnya Putri Rose. Setiap malam setelah senja, Putri Rose keluar ke balkon dan bertepuk tangan. Seekor burung emas datang dan terbang entah dari mana kemudian hinggap di bahunya. Seketika itu, rambut sang putri mulai bersinar, terang benderang dengan cahaya merah cemerlang.

 

 Ketika burung tersebut mulai berkicau seperti sedang menyayikan sebuah lagu yang mempesona, Putri Rose ikut bernyanyi mengikuti alunan kicauan burung tersebut, dan semua orang yang berada di kerajaan tersebut tertidur dan bermimpi manis sampai subuh.
Setiap malam Putri Rose bersama burung emas kecilnya selalu menyanyikan lagu pengantar tidur yang penuh kasih, sehingga semua orang dapat tertidur nyenyak dan memiliki mimpi manis sampai subuh.

Namun, sesuatu yang mengerikan terjadi. Seorang penyihir jahat yang belajar tentang Putri Rose dan memutuskan untuk mengutuk dia. "Abracadabra, Sim-Sala-bim, rambutmu akan berubah menjadi hitam gelap Rose!" kata sang penyihir dan warna rambut Putri Rose pun langsung berubah menjadi hitam seperti tar.

Malam itu juga, Putri Rose keluar ke balkon dan bertepuk tangan. Tetapi, ketika burung emas itu muncul rambutnya justru bersinar hitam bukan merah. Burung tersebut kemudian menyanyikan melodi yang mempesona dan Putri Rose juga turut menyanyikan lagu pengantar tidur nya itu.

Semua orang yang berada di kerajaan juga ikut tertidur, tapi malam itu mereka bukannya bermimpi manis  justru sebaliknya, mereka bermimpi sangat buruk.

Pada hari berikutnya, sang Putri sedih dan bertanya pada burung emas, "Katakan padaku burung emas, bagaimana saya bisa membuat mimpi orang-orang yang berada di kerajaan menjadi begitu manis lagi sampai fajar?"

"Celupkan rambut hitam mu ke dalam air mawar," jawab burung emas sambil berkicau.

Sang putri sempat bertanya-tanya tentang saran dari burung emas, namun Putri Rose mematuhi saran yang diberikan burung emas.

Putri Rose mengisi air kedalam sebuah baskom dan kemudian ditaburi kelopak mawar di permukaan air tersebut. Lalu, Putri Rose mencelupkan rambutnya ke dalam air mawar pada baskom dan warna rambut Putru Rose langsung berubah menjadi merah lagi.

Pada malam itu, saat burung bertengger di bahu Putri Rose, rambutnya yang merah bersinar cerah menerangi langit malam. Putri Rose kemudian menyanyikan lagu pengantar tidur dan semua orang yang berada di kerajaanpun tertidur dan memiliki mimpi manis sampai subuh.

Akan tetapi, Penyihir jahat itu datang lagi dengan raut wajah yang sangat marah karena kutukannya telah hilang, penyihir jahat memberikan kutukannya lagi kepada Putri Rose.
"Abracadabra, Sim-Sala-bim, rambutmu akan berubah menjadi hitam gelap Rose!" Dan seketika rambut Putri Rose berubah menjadi hitam seperti tar lagi.

Akan tetapi, kali ini penyihir jahat itu memusnahkan semua bunga mawar yang ada di seluruh kerajaan. "hahahaha, Sekarang kamu tidak akan bisa memusnahkan kutukanku lagi Putri Rose!" Penyihir jahat itu mengejek Putri Rose penuh dengan kemarahan.


Sekali lagi, Putri Rose sedih dan bertanya lagi pada burung emas, "Katakan padaku burung emas, bagaimana saya bisa membuat mimpi orang-orang yang berada di kerajaan menjadi begitu manis lagi sampai fajar?"

"Celupkan rambut hitam mu ke dalam air mawar," jawab burung emas sambil berkicau.

"Tapi di mana aku harus mencari mawar?" tanya Putri Rose.

"Celupkan rambut hitam mu ke dalam air mawar," jawab burung emas sambil berkicau.

http://robust-chemical.com/lemari-asam-fume-hood-based-on-wooden-structure/ .adv - Sang putri tidak tahu apa yang harus dilakukan. Penderitaan Putri Rose sangat besar sampai matanya berkaca-kaca, dan salah satu air matanya jatuh ke tanah. Pada saat itu pula, datang seorang pangeran muda dan tampan yang telah berhenti di bawah balkon Putri Rose, kemudian sang pangeran mengeluarkan sebuah kotak kecil yang didalamnya berisi sehelai rambut merah.
Sang Pangeran membungkuk dan menaruh rambut merah di atas air mata sang Putri. Dan kemudian, keajaiban yang tak terduga terjadi. Tiba-tiba saja, rambut merah yang di taruh di atas air mata tersebut berubah menjadi mawar merah.

Sang Pangeran mengambil mawar dan membawanya ke sang Putri. Setelah melihat mawar, Putri Rose langsung menghapus air matanya dan memetik kelopak mawar tersebut untuk diletakan diatas air pada baskom. Kemudian, Putri Rose mencelupkan rambutnya kedalam baskom yang berisi mair dan mawar.

Pada akhirnya kutukan penyihir jahat itupun hilang. Semua orang yang berada di kerajaan tersentak kaget dan Raja meminta sang Pangeran, "Anak muda, dari mana kamu temukan rambut merah Putri Rose?"

"Ketika putri dan aku masih kecil, aku mengambil sehelai rambut dari kepalanya sebagai tanda kesetiaan aku kepadanya. Dan dia melakukan hal yang sama dengan saya, menarik keluar sehelai rambut saya dari kepala saya sendiri."

"Itu benar, ayah," sang Putri meyakinkan ayahnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil. Dia membukanya untuk memperlihatkan sehelai rambut dari kepala sang Pangeran.

Penyihir jahat datang lagi setelah dia mengetahui bahwa kutukannya telah hilang lagi, kejahatan penyihir jahat membengkak sehingga tubuh penyihir jahat itupun meledak menjadi ribuan potong kecil. Dan akhirnya, bunga mawar yang mekar tunbuh di setiap taman kerajaan. Setiap malam Putri Rose menyanyikan lagu pengantar tidur yang disukainya, dan semua orang tertidur sampai memiliki mimpi manis hingga subuh

 http://www.dongenganakdunia.com/2015/04/putri-rose-dan-burung-emas-dongeng.html

 

Dheda Dan Lima Butir Kentang





Dheda Dan Lima Butir Kentang

Dahulu kala, di sebuah dusun hiduplah seorang pencari kayu bakar bernama Dheda. Dia tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Mereka sangat miskin. Untuk makan sehari-hari saja mereka sering kekurangan.
Sudah seminggu ini hujan terus-menerus turun dengan lebatnya. Dheda tidak bisa pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.
Mereka bertahan dengan persediaan makanan yang ada. Tentu saja, lama-lama persediaan mereka semakin sedikit, hingga suatu hari istri Dheda berkata, "Ayah, kita tidak punya persediaan makanan lagi. Makanan yang tersisa tinggal lima butir kentang. Itu tidak cukup untuk makan kita berlima," katanya.
"Aku tahu," kata Dheda.
“Tapi bagaimana lagi? Hujan tidak juga mau berhenti. Aku tidak bisa mencari kayu ke hutan. Bersabarlah, mudah-mudahan besok tidak hujan dan aku bisa bekerja! Biarlah persediaan terakhir kita untuk makan anak-anak saja," ujar Dheda.
Menjelang sore, ada yang mengetuk pintu rumah Dheda. Ternyata, seorang pengemis tua yang basah kuyup kehujanan. Dheda segera menyuruhnya masuk.
“Terima kasih, Tuan," kata pengemis tua.
"Saya sudah berhari-hari kehujanan. Perut saya lapar sekali. Kalau boleh, saya ingin minta makanan untuk mengganjal perut," pintanya.
Dheda terdiam. Dia kasihan sekali melihat pengemis tua itu. Tapi, mereka tidak punya persediaan makanan lagi. "Sayang sekali aku tidak memiliki sisa makanan. Kami pun sedang kekurangan makanan,” kata Dheda.
"Oh, kasihanilah saya, Tuan. Sudah tiga hari ini saya belum makan," kata pengemis.
Dheda merasa sangat iba. Dia menghampiri istrinya dan berkata, "Bu, aku kasihan melihat pengemis itu. Bagaimana kalau kita berikan saja persediaan makanan terakhir kita."
"Baiklah, Pak. Aku akan segera memasak kentangnya," kata istrinya.
Akhirnya, istri Dheda merebus kentang yang tinggal lima butir tersebut dan menghidangkannya kepada si pengemis tua. Pengemis itu memakan keempat kentangnya dan menyisakan sebutir kentang saja.



Kemudian, si pengemis itu pun berpamitan, "Terima kasih, Tuan."
"Sama-sama, Kek. Hati-hati di jalan ya, Kek," kata Dheda.
“Oh iya, tadi aku menyisakan sebutir kentang di piring. Jika nanti kalian ingin makan, iris-iris kentang itu rnenjadi lima iris! Pasti akan cukup untuk kalian berlima. Nah, selamat tinggal," kata pengemis tua.
Setelah pengemis tua itu pergi, Dheda memandangi satu butir kentang yang tersisa di piring dan berpikir, "Maria mungkin satu butir kentang ini bisa cukup untuk kami berlima?"
Namun karena penasaran, dia mengajak keluarganya untuk berkumpul dan kemudian mengiris-iris kentang itu menjadi lima iris. Ajaib! Ternyata, kelima iris kentang itu berubah menjadi lima butir kentang. Saat sebutir kentang itu diiris menjadi lima iris lagi, akan berubah menjadi lima butir kentang lagi. Demikian seterusnya.
Sejak itu, Dheda dan keluarganya tidak pernah kekurangan makanan lagi. Bahkan, persediaan makanan mereka sekarang berlimpah. Dheda membagi-bagikannya kepada tetangga-tetangga mereka yang kekurangan.
 http://dongengceritarakyat.com/dongeng-cerita-rakyat-India/

Kenapa Air Laut Asin?





Kenapa Air Laut Asin?

Beratus-ratus tahun yang lalu ada seorang raja yang memiliki batu penggiling ajaib. Batu ajaib itu bisa mengabulkan apa saja yang diminta oleh pemegangnya. Dengan mengatakan apa yang kita inginkan sambil memutar batu penggiling ajaib itu, pasti akan terkabul.

 Seorang pencuri berencana hendak mencuri batu penggiling ajaib itu. Berhari-hari, dia memikirkan cara mencurinya, namun rencananya selalu terlihat tidak bagus.

Suatu hari, dia menyamar menjadi seorang pejabat dan mendatangi kantor para pelayan istana. Dia mengajak kepala pelayan istana mengobrol. Lalu, si pencuri berkata, "Aku dengar, raja mengubur sebuah batu penggiling ajaib karena dia selalu curiga dan tidak percaya pada para menterinya."
"Hah, raja tidak percaya pada para menterinya? Kata siapa?" tanya kepala pelayan.
"Semua orang desa membicarakannya," kata pencuri yang gembira karena hasutannya berhasil.
"Katanya, raja menggali lubang yang sangat dalam untuk menguburnya. Sebab, takut ada orang yang akan mencurinya," hasutnya lagi.
"Omong kosong!" kata kepala pelayan.
"Batu penggiling ajaib itu ada di samping bunga lotus di dalam taman istana," kata kepala pelayan.

"Oh, benarkah?" kata si pencuri dengan wajah berseri-seri.
"Tidak ada seorang pun yang berani mencurinya," kata kepala pelayan.
"Orang gila mana yang mu mencurinya. Di tempat itu selalu ramai orang berlalu-lalang," kata si kepala pelayan lagi.
Si pencuri sangat gembira karena berhasil mendapatkan informasi berharga. Suatu malam yang gelap, si pencuri memanjat tembok istana dan mencuri batu penggiling ajaib. la sangat bangga dengan keberhasilannya. Namun, dia juga merasa takut. Jika raja menyadari bahwa batu penggiling ajaibnya telah hilang, ia akan menanyai semua penduduk. Lalu, ia akan tertangkap.
Si pencuri lalu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di seberang lautan. Pencuri naik perahu hendak mengarungi laut dan pulang. Di perjalanan, si pencuri berpikir, "Aku harus meminta sesuatu yang bisa membuatku menjadi kaya."
"Garam!" teriaknya tiba-tiba. "Semua orang membutuhkan garam. Aku bisa menjualnya dengan harga mahal. Dan aku akan kaya," katanya lagi.

Lalu, dia mulai berlutut dan memutar batu penggiling tersebut sambil bergumam, "Garam, garam. Beri aku garam!"
Dia mulai tertawa dan menari dengan gembira ketika dilihatnya butiran-butiran garam mengalir dari batu penggiling ajaib tersebut. "Aku kaya," teriaknya sambil terus bernyanyi dan menari.
Sementara, batu penggiling itu terus berputar mengeluarkan butiran garam hingga memenuhi separuh kapal. Begitu si pencuri menyadarinya, garam itu sudah hampir membuat kapal tenggelam. Dengan panik, dia berusaha menghentikannya. Namun batu penggiling itu sudah tertimbun oleh gunungan garam sehingga akhirnya kapal itu pun tenggelam bersama dirinya.
Hingga kini, batu penggiling ajaib tersebut terus berputar dan terus menghasilkan garam karena tidak ada seorang pun yang berhasil menemukan dan menghentikannya. Itulah sebabnya sampai sekarang air laut selalu asin.
http://dongengceritarakyat.com/dongeng-cerita-rakyat-korea/



 

 

 

 

 

Sungai Narran





Sungai Narran


Benua Australia yang terdiri dari ribuan lembah-lembah ngarai yang dalam dan terjal, disela lembah dan ngarai tersebut mengalirlah sungai Narran yang airnya jernih. Tetapi anda jangan tertipu oleh kejernihan air sungai Narran tersebut sebab di dalam sungai tersebut telah menanti bahaya mengancam dari buaya yang ganas-ganas. Sungai Narran adalah sarang buaya ganas yang menakutkan. Tetapi semua pun akan terpesona oleh kecantikan alamnya yang begitu indah.


 Hiduplah sepasang suami istri dengan seorang anak lelaki. Keluarga Byamee akan mencari bekal makanan selama musim panas. Byamee sebagai kepala keluarga bertugas mencari madu dan anak serta istrinya akan diberi tugas mencari umbi-umbian yang biasa dimakan pada zaman itu. Dalam membagi tugas ini, mereka mencari makanan untuk bekal sampai musim dingin yang akan datang. Juga mereka akan mencari kayu bakar ke hutan, selain untuk memasak kayu bakar waktu itu di gunakan untuk penghangat ruangan.

Setelah tugas mencari ubi jalar selesai, keranjang yang lumayang besar itu telah terisi penuh. Segeralah istri Byamee mengajak anaknya untuk pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, "namun musim panas yang menyengat ini begitu gerah."
Gerutu istri Byamee dalam hatinya ketika melangkahkan kakinya.

Akhirnya mereka pun melewati sungai Narran yang airnya begitu jernih, sejuk di pandang mata anak dan ibu ini. Karena tidak tahan akan cuaca hari itu dan air sungai yang mengoda akhirnya mereka berdua pun berenang. Air yang sejuk menyirami seluruh badan mereka, rasa capai dan penat yang tadi dirasakan berangsur-angsur pulih kembali.

Saking asyiknya mandi dan berenang mereka berdua tampa sadar telah di incar seekor buaya yang besar serta ganas. Secepat kilat buaya besar itu menerkam kedua orang ini, sang buaya pun mendorong-dorong kedua orang itu, anak dan ibu yang malang dimasukan ke dalam sarangnya, tidak jauh dari sungai Narran tersebut.

Ditempat lain bapak Byamee yang sedang asyiknya mencari madu, merasa ada sesuatu yang tidak mengenakan hatinya. Seperti ada pertanda yang buruk lagi mengancam keselamatan anak dan istri tercintanya di hutan sana. Tampa membuang waktu lagi bapak Byamee pergi ke hutan di mana anak istrinya tengah mencari umbi-umbian dan kayu bakar. Ketika menyusuri sungai Narran, pa Byamee menemukan keranjang yang penuh dengan ubi, yang biasa di bawa istrinya. Bapak ini pun dengan gugup berteriak-berteriak memanggil kedua orang yang di cintainya itu, tetapi istri maupun anaknya kaga ada yang menjawab pangilannya itu.

Dengan penuh kekhawatiran yang sangat amat bapak Byamee pun bertindak dengan cepat mengeluarkan ilmu saktinya. Maka digalilah lubang untuk mengalirkan air kelembah lain, dengan demikiaan keringlah sungai Narran tersebut.

Setelah sungai Narran kering bapak Byamee akhirnya masuk, dan mencari setiap lubang sarang buaya di sungai kering tersebut. Yang pada akhirnya di temukan juga istri dan anak tercinta dalam sebuah sarang buaya, bapak Byamee pun segera menyelamatkannya.

Setelah menyelamatkan istri dan anaknya bapak Byamee pun mengalirkan kembali air sungai dari lubang yang besar dari lembah yang telah terbentuk danau itu ke sungai Narran.

Akhirnya keluarga bapak Byamee selamat, dan kembali menjalani kehidupan mereka seperti biasa, hidup bahagia dan tentram.
Danau Narran, atau lembah yang di isi air dari sungai Narran pun, sampai saat masih ada di Australia.
 http://www.dongenganakdunia.com/2015/12/danau-narran-dongeng-australia.html



BUMERANG KECIL





Oolah adalah seekor kadal yang lelah berbaring di bawah sinar matahari, tidak melakukan apa-apa. Jadi dia berkata, "Aku akan pergi dan bermain." Dia mengambil bumerang keluar, dan mulai berlatih melemparkan bumerang tersebut. Ketika ia sedang bermain, Galah datang dan berdiri dalam jarak yang dekat, menonton bumerang datang dan terbang kembali, untuk jenis bumerang yang dilemparkan Oolah adalah jenis bubberahs. Mereka lebih kecil daripada yang lain, dan lebih melengkung, dan ketika dilemparkan dengan benar bumerang ini akan kembali ke pelempar, sedangkan bumerang lain tidak.

 Oolah bangga ketika melihat si Galah menonton keterampilannya. Dalam bangga ia melempar bubberah dengan cara yang spesial, dan melemparkannya dengan sekuat tenaga. Whizz, mendesing di udara, kemudian kembali datang, menghantam si Galah pada bagian atas kepalanya, menyebabkan baik bulu dan kulitnya tercabut keluar.

Galah berdiri dengan mengerikan, berbunyi dan menjerit, dan berlari-larian disekitar, kemudian berhenti setiap beberapa menit untuk mengetuk kepalanya di tanah seperti burung marah. Oolah begitu ketakutan ketika melihat apa yang telah dilakukannya, dan melihat bahwa darah mengalir dari kepala Galah, dia kemudian meluncur pergi bersembunyi di bawah semak bindeah. Tapi Galah melihatnya. Dia tidak pernah menghentikan suara mengerikan yang ia buat selama satu menit, namun, masih menjerit-jerit, dia mengikuti Oolah. Ketika dia sampai di semak bindeah ia bergegas di hadapan Oolah, menangkap dia dengan paruhnya, mendorongnya di semak-semak sehingga setiap bindeah telah membuat lubang di kulitnya. Kemudian dia mengusap kulitnya dengan kepalanya yang berdarah sendiri. "Nah," katanya, "Anda Oolah akan membawa bekas semak bindeahs pada Anda selalu, dan noda darah saya."

"Dan kau," kata Oolah, sambil mendesis kesakitan akibat luka dari duri, "akan menjadi burung berkepala plontos selama saya menjadi kadal berduri merah."

Jadi sampai hari ini, di bawah puncak Galah itu Anda selalu dapat menemukan burung botak yang bubberah akibat yang dilakukan oleh Oolah pertama kali. Dan di negara yang lain ada kadal yang akibat perbuatan Galah berupa kadal berwarna coklat kemerahan, dan ditutupi dengan paku seperti duri bindeah.


sumber: Australia





Telaga warna




Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri yang diberinama Gilang Rukmini . Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.

Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.

Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba meledaklah tangis Ratu Purbamanah. Dia sangat sedih melihat kelakuan putrinya.Akhirnya semua pun meneteskan air mata, hingga istana pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar air yang deras, makin lama makin banyak. Hingga akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah.
Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan,
warna-warna itu berasal dari kalung Putri
yang tersebar di dasar telaga.
http://dongeng.org

Anak Hutan






Cerita ini berasal dari Dompu, salah satu kabupaten di Pulau Sumbawa. Di suatu desa, tinggallah sepasang suami istri yang kaya. Akan tetapi, sudah lama mereka menikah belum dikaruniai anak. Oleh karena itu, mereka sangat sedih.
Pada suatu hari, sang suami berkata kepada istrinya, “Sayang kekayaan kita yang begini banyak, tak ada yang mewarisinya, kalau kita sudah tiada.”
Mendengar kata-kata suaminya, hati sang istri sangat sedih. “Saya pun sudah lama memikirkan hal itu. Hanya saya tidak berani menyampaikan kepada kakak, saya takut kakak tersinggung,” kata istrinya.
Sejak itu, mereka selalu berdoa bersama memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar diberikan seorang anak. Akhirnya, doa itu pun dikabulkan. Sang istri melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama La Golo. Sejak kecil, La Golo selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Akibatnya, La Golo tumbuh menjadi anak yang malas, tahunya hanya makan saja. Semua keinginannya harus dipenuhi. Hampir setiap hari La Golo berkelahi dengan teman-temannya. La Golo pun melawan orang tuanya. Hal yang demikian membuat kedua orang tuanya sedih.
Pada suatu hari, saat suami istri itu sedang memperbincangkan anaknya, sang suami berkata, “Dulu aku menamakan anak kita La Golo, terkandung maksud agar setelah besar dengan bersenjatakan golo (golok), ia dapat membuka lahan baru sehingga kebun kita bertambah banyak. Kenyataannya justru sebaliknya.”
Mendengar hal itu, istrinya juga sedih. Akhirnya, mereka bersepakat untuk membuang anaknya.
Pada suatu hari, dipersiapkanlah bekal yang cukup banyak dengan lauk yang enak-enak. Melihat ibunya memasak, La Golo bertanya kepada ibunya, “Ada acara apa sehingga ibu memasak makanan yang lezat-lezat?” Ibunya menjawab bahwa ayahnya akan pergi ke hutan mencari kayu bakar bersama La Golo. Sepertiga makanan yang telah dimasak boleh dimakan La Golo sebelum berangkat, sedangkan sisanya dipakai sebagai bekal. Hati La Golo sangat senang mendengar jawaban ibunya. Dalam waktu singkat, makanan yang disiapkan untuknya dihabiskannya. Kemudian, dengan membawa parang, ia berangkat bersama ayahnya ke hutan belantara.
Akhirnya, sampailah mereka di tengah hutan. Pepohonan di hutan itu sangat lebat dan besar-besar. Tibalah mereka pada sebuah pohon yang paling besar. Ayahnya berhenti dan berkata kepada La Golo, “Anakku, kita berhenti di sini. Inilah pohon yang kita cari. Inilah kayu “wuwu” yang banyak cabangnya. Kalau kita tebang satu pohon ini, kita akan banyak mendapatkan kayu bakar. Agar tidak rusak, ketika pohon kayu ini akan tumbang, engkau harus menahannya.”
“Ya… Ayah,” jawab La Golo.
Begitulah ketika pohon itu tumbang, La Golo menahannya dengan tubuhnya yang besar. Namun, karena pohon itu terlalu besar, tubuh La Golo hancur tertindih oleh pohon itu.
Setelah beberapa saat, ayahnya menunggu dan tidak ada tanda-tanda lagi La Golo hidup, senanglah hatinya. Sesampainya di rumah, diceritakan kepada istrinya semua peristiwa yang terjadi. Keesokan harinya, disiapkan doa rowa (doa arwah) atas kematian anaknya. Seekor kambing jantan yang besar disembelih karena para tetangga akan diundang.
Begitu tamu akan diundang secara lisan, ayah dan ibu La Golo sangat terkejut. Tiba-tiba La Golo telah berdiri di depannya. Akhirnya, semua makanan yang telah disiapkan dimakan La Golo dengan lahapnya.
Setelah peristiwa itu, La Golo tidak berubah perangainya. Bahkan, kenakalannya semakin menjadi-jadi. Oleh karena itu, orang tuanya semakin sedih. Mereka merencanakan membawa dia ke hutan yang jauh sekali. Seperti biasanya, ibunya memasak nasi dan lauk-pauk yang banyak sekali dan lezat. Selain itu, ayahnya membawa ponda (labu air) yang sudah kering. Ponda ini bisa menimbulkan suara “Hoooo”, seperti suara orang menjawab panggilan jika ditiup atau tertiup angin.
Setelah berjalan tujuh hari tujuh malam, sampailah mereka di hutan yang dituju. Di situ terdapat pohon duet yang sedang masak. La Golo sudah tidak tahan melihat buah duet yang ranum-ranum itu. Segera ia memanjatnya. Sementara itu, ayahnya meninggalkannya. Pada saat La Golo memanggil, ayahnya menjawab “Hoooo”. Tenanglah hati La Golo.
Setelah puas memakan buah duet, La Golo turun mencari ayahnya. Dicarinya ayahnya ke arah suara “Hooo” tadi. Namun, yang dijumpainya adalah buah ponda. Sekarang, sadarlah La Golo bahwa orang tuanya sengaja membuangnya karena tabiatnya yang buruk. Dia berusaha kembali ke rumahnya, namun tidak bisa.
Pada suatu hari, di tengah hutan itu, La Golo melihat seseorang sedang berjalan seperti dia. Pada mulanya, ia takut. Ia memberanikan diri menyapa orang itu. Mereka saling berkenalan. Nama orang itu adalah Sandari. Tidak lama kemudian, dari kejauhan mereka mendengar suara orang sedang bercakap-cakap. Makin lama makin jelas. Mereka akhirnya berpapasan dan saling berkenalan. Mereka bercerita mengapa sampai di tempat itu. Temyata mereka adalah anak-anak nakal yang tidak dikehendaki orang tuanya. Namanya La Ngepe dan La Bonggo.
Empat orang itu akhirnya menjadi sahabat. Mereka sepakat mengangkat La Golo sebagai ketuanya. Mereka sekarang harus bekerja keras mencari buah-buahan dan umbi-umbian untuk dimakan.

Pada suatu hari, mereka bertemu dengan seekor rusa. La Golo ingin memiliki kepandaian berlari seperti seekor rusa. Setelah berunding dengan teman-temannya, akhimya ia berkata kepada rusa tersebut, “Hai rusa, maukah engkau mengajarkan ilmu larimu kepada kami?”
“Dengan senang hati,” jawab rusa itu. Mereka berempat kini telah memiliki ilmu berlari secepat rusa. Kemudian, mereka bertemu pula dengan seekor beruk yang sangat besar. Beruk itu pun diminta mengajarkan ilmu memanjatnya. Beberapa waktu kemudian, mereka bertemu dengan seekor kerbau liar yang tanduknya sangat kuat. Mereka merasa belum lengkap kalau belum memiliki ilmu ntumbu (tumbuk kepala) yang dimiliki kerbau liar itu. Akhirnya, kerbau itu pun mengajarkan ilmu tumbuk kepalanya.
Pada suatu hari, La Golo punya usul untuk mencari ikan di laut. Teman-temannya yang lain menyetujuinya. Lalu, mereka berjalan menuju teluk kecil yang tenang airnya. Tugas pertama adalah membendung teluk itu.
Tugas ini jatuh pada Sandari karena sandari berarti pagar pembatas air. Setelah air laut itu dibendung, selanjutnya adalah tugas La Bonggo untuk mengeringkan airnya karena bonggo berarti mengeringkan air. Dalam sekejap, air laut itu sudah kering dan tampak ikan-ikan menggelepar. Setelah itu La Ngepe menpunyai tugas menangkap ikan-ikan itu. Ngepe dalam bahasa Bima berarti menangkap ikan. Setelah ikan ditangkap, La Gololah yang mengumpulkan ikan-ikan itu.
Ketika mereka sedang beristirahat sambil memikirkan bagaimana cara memperoleh api untuk membakar ikan-ikan itu, tampaklah asap api di kejauhan. La Golo meminta agar salah satu temannya pergi ke tempat itu untuk membakar ikan. Tugas pertama jatuh pada Sandari. Asap yang mengepul itu ternyata datang dari satu-satunya rumah di situ. Rumah itu milik sepasang raksasa, yaitu Ompu dan Wa’i Ranggasasa (kakek dan nenek Raksasa).
Ketika sampai di situ, Sandari segera meminta izin untuk membakar ikannya. Jika diizinkan, sebagian ikannya akan diberikan sebagai ucapan terima kasih. Dari dalam rumah terdengar jawaban yang menakutkan, “Bukan saja ikan yang akan aku makan, bahkan orangnya Pun akan aku lahap sampai habis. Tunggu…!” Mendengar suara itu, Sandari lari tunggang langgang dan meninggalkan seluruh ikannya. Sandari melaporkan kejadian itu kepada teman-temannya.
Sekarang, yang mendapat giliran pergi adalah La Ngepe dan La Bonggo. “Pergilah kalian berdua cepati Aku sudah lapar sekaiii” perintah La Golo.
Keduanya pergi, masing-masing memikul ikan yang cukup banyak jumlahnya. Namun, mereka mengalami nasib yang sama seperti Sandari. Masih terengah-engah mereka melaporkan kejadiannya kepada La Golo. Akhirnya, La Golo pergi ke rumah Ompu dan Wa’i Ranggasasa, diikuti teman-temannya yang lain.
La Golo pun mendapat jawaban yang sama dari kedua raksasa itu. Namun, La Golo tidak gentar menghadapi Ompu Ranggasasa. Dengan suara yang lantang ia menantang Ompu Ranggasasa.
Ketika Ompu Ranggasasa siap menyerang, La Golo pun sudah bersiap-siap dengan ilmu ntumbu-nya. Begitu raksasa itu menyerang, La Golo pun maju menyerudukkan kepalanya. Terjadilah benturan kepala yang sangat keras. Raksasa itu menjerit kesakitan. Ompu Ranggasasa mati seketika. Demi keamanan, Wa’i Ranggasasa pun dibunuhnya.
Mereka berempat kini menempati rumah raksasa itu. Dengan bebas, mereka membakar ikan di situ. Ketika persediaan makanan telah habis, akhirnya mereka mengembara lagi. Sampailah mereka di sebuah desa yang tidak terlalu ramai. Dari penduduk desa itu mereka mendengar bahwa di istana sedang ada keramaian. Benar juga, orang di istana sedang bersenang-senang mengikuti berbagai permainan.
La Golo pun ikut bertanding. Dengan ilmu lari yang diperoleh dari sang rusa, ia menjadi juara lari. Dengan ilmu memanjat yang diajarkan oleh sang beruk, ia menjadi juara memanjat pohon pinang yang telah dilumuri lemak. Cukup banyak hadiah yang diperolehnya.
Sekarang, tibalah gilirannya mengikuti sayembara ntumbu melawan jagoan istana. Dengan dukungan teman-temannya dan dengan tekad yang bulat, akhimya La Golo maju. Ia duduk bersila dengan penuh hormat di depan sang Raja menyatakan kesediaannya mengikuti ntumbu melawan jagoan istana.
Sebentar lagi perlombaan akan dimulai. Raja sendiri Yang akan memimpin jalannya perlombaan. Kepala peserta lomba diikat dengan pita berwana kuning. Raja mempersilakan kedua pemain maju ke depan berdiri berhadap-hadapan dalam jarak lima depa. Raja memberikan petunjuk tentang jalannya lomba.

Aba-aba sudah dimulai dan kedua pemain telah bersiap untuk berlaga. Bunyi arubana (rebana) yang mengiringi pertarungan itu sudah sejak tadi bergema. Kepala mereka telah siap menyeruduk laksana seekor kerbau liar. Ketika terdengar aba-aba dan bendera kuning telah dijatuhkan, La Golo lari dan meloncat ke arah lawannya bak seekor kerbau liar, dan… “caaaaaaak!” Kepala mereka telah beradu, terdengarlah benturan yang amat keras. Jagoan istana itu tergeletak tak sadarkan diri. La Golo menjadi pemenang pertandingan itu. Para penonton bersorak-sorai dan mengelu-elukan La Golo sang juara.

 http://dongeng.org/la-golo/

Isu






Filsuf Ibnu Rusyd pernah berkata: “Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah sesuatu yang batil dengan agama.”
Yah, isu agama itu mudah dan murah. Ini terbukti banyak digunakan mulai dari peristiwa 11 September, Bom Bali sampai Terorisme, semua berkedok agama. Padahal motifnya ekonomi dan politik.

Senin, 31 Oktober 2016

Harapan menjelang mimpi






Saya suka saat para
Pekerja harus pulang
Anak-anak harus pulang
Burung-burung harus pulang
Matahari harus pulang
Dengan doa semoga mereka lelah
Sehingga tak kuat lagi berteriak
Dan tidurnya nanti nyenyak
Sehingga saya ...
Saya boleh sebentar bersama senyap

Minggu, 30 Oktober 2016

TIPE WAJAH






*TIPE WAJAH* kamu yg mana gaesss?
wajah TERAJANA : TErlihat seperti RAtu padahal durJana.
wajah INTAN : INdah tapi ediTAN
wajah ANGKUH : meransANG untuk selingKUH
wajah Rupawan : Rupanya banyak jerawatan
wajah NINGRAT : beNING tapi berkaRAT
wajah BERMINYAK : belum bersuami tapi udah punya anak
wajah IBLIS : Indah,Bersih tanpa pesil aLIS
wajah KEJAM : ketinggalan jaman
wajah PILKADA : pilihan terakhir daripada gak ada
wajah METAL: MErangsang organ viTAL
Wajah MULUS : minta dielus
wajah RUPAWAN : rupanya simpanan pak wawan
wajah BAGUS : BAngsat sok reliGiUS






Sabtu, 29 Oktober 2016

Ketika "rasa" mantap,




ikhlas seperti gula


Dalam minuman 'KOPI' ada 3 unsur,
Kopi
Gula
Rasa

Kopi adalah Orang tua
Gula adalah Guru
Rasa adalah siswa
Jika kopi terlalu pahit
Siapa yang salah?
Gula lah yang disalahkan karena terlalu sedikit,
hingga "rasa" kopi menjadi pahit!!!
Jika kopi terlalu manis
Siapa yg disalahkan?
Gula pula yang disalahkan karena terlalu banyak,
hingga "Rasa" kopi menjadi manis!!!
Jika takaran kopi dan gula seimbang, sehingga rasa yang tercecap menjadi nikmat,
Siapa yg di puji...???
Tentu semua akan berkata:
Kopinya mantaaap.................!!!!!
Kemana gula???
Dimana gula???
yang mempunyai andil membuat "rasa" kopi menjadi mantaaap!!!
Itulah guru yang ketika "rasa" terlalu manis maka dia akan dipersalahkan!!!
Itulah guru yang ketika "rasa" terlalu pahit maka dia pula yang akan dipojokkan!!!
Tetapi,
Ketika "rasa" mantap,
Ketika siswa berprestasi,
Maka orang tua lah yang akan menepuk dadanya:
"Anak siapa dulu"




Kamis, 27 Oktober 2016

senam otak






utk mencegah pikun perlu senam otak sejenak. Dg senam otak salah satu bukti otak kita luar biasa, silahkan dibaca pësan bërikut:
P354N 1N1 11131118UK71K4N. 841-1W4 074K K174 8154 1113L4KUK4N 1-14L Y6 LU412 81454 1113N4KJU8K4N.
P4D4 4W4LNY4 T312454 5UK412, 74P1 5373L41-1 54111P41 D1841215 1N1 P1K1124N K174 8154 111311184C4NY4 53C4124 07O1114715 74NP4
8312P1K112 841-1W4 K174 111311184C4 4N6K4. 84N664L41-1 ... K4123N4 1-14NY4 0124N6-0124N6 731273NTU Y4N6 8154 111311184C4 P35AN 1N1.
PL3453 F012W412D 1F U C4N. T1-14NK2.

Bagi yang bisa membaca ini berarti otak kanan dan kirinya berfungsi dengan baik. Selamat mencoba.

Itulah hidup





Suatu hari, Kahlil Gibran bertanya kepada gurunya:
"Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?"
Sang Guru menjawab:
"Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling ΐϞϑǝђ menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang..".
Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Kahlil Gibran kembali dengan tangan hampa, lalu Sang Guru bertanya:
"Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?"
Gibran: "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih ΐϞϑǝђ. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah. Dan aku pun tak bisa kembali ke belakang lagi..!"

Selasa, 25 Oktober 2016

Nurani yang dibiarkan lepas



Andai pikiran dibiarkan lepas bebas ...
Akan mengembara ke segala tempat tanpa kendali ...
Demikian pula saat nurani dibiarkan lepas ...
Kedalaman nurani tidak akan terukur lagi ...




Air laut yang terlihat tenang ...
Bergerak terus menerus sesuai alurnya ...

Gelombang semakin besar dan menantang...
Energi semesta saat ini sedang memenuhi dimensi ruang dan waktunya ...

Kesempatan untuk mengasihi orang tua





ORANG TUA KITA
tidak pernah takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka.
Tapi banyak anak sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya dimasa tuanya.
Lihat diri kita saat ini,
Sehebat apapun,
Suksespun setinggi langit,
tapi tanpa doa restu orang tua yang membesarkan kita,
maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan & kebahagiaan dalam hidup.
Uang bisa dicari,
ilmu bisa digali,
jabatan bisa kita raih,
tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali.
Satu ibu, bisa merawat tujuh anaknya,
tapi tujuh orang anak belum tentu bisa membahagiakan satu orang ibu.
Satu ayah,
bisa menghidupi tujuh anaknya tapi tujuh orang anak belum tentu dapat menghidupi
satu orang ayah.

Senin, 24 Oktober 2016

jejak KAKI LEMBU





segala sesuatu yang BERKONDISI senantiasa BERUBAH...oleh karenanya BERJUANGLAH dengan SUNGGUH" ibarat RODA PEDATI selalu BERPUTAR mengikuti jejak KAKI LEMBU yang MENARIKNYA....





Jika anda masih manusia biasa.
Apakah saat anda menonton sinetron dan melihat adegan2 kejahatan anda ikut marah?
Saat adegan2 kesadaran seseorang menyadari kebaikan', anda merasakan haru?
Jika demikian maka kita dapat simpulkan bahwa sesungguhnya perasaan itu pada dasarnya adalah sifat dari alam semesta.
Sehingga secara alami siapapun yang masih normal akan merasakan hal yang hampir sama melihat kejadian yang sama.
Perasaan alami mengatasi agama, ras, dan status sosial.




menata ekspresi




Setiap anak terlahir dengan sifat ceria..
Hanya saja terkadang tanpa sadar, kita sbgai orang terdekat memangkas itu perlahan..

Mulai dari sering bermuka masam pd anak, sampe teriakan2 yg menciutkan keceriaan mereka..
Yang pertama kali kami pelajari ktka mnjdi orang tua adlh menata ekspresi wajah di depan Kakak..
Bukan berarti kami ga pernah marah.. Sering kelepasan malah, tapi kami sllu minta maaf setulus hati utk cara kami yang salah..

Dan tiap satu goresan di hati, kami sllu berjanji utk membayar, dengan cinta & tawa yang lebih..
Agar keceriaannya tidak pudar, dan jiwanya tetap merekah..


anda sopan kami pun segan,,



Mutiara bawang




Dikisahkan, ada seorang yang sangat beruntung. Dia menemukan sebutir mutiara yang besar & sangat indah.
Namun kebahagiaannya segera berganti menjadi kekecewaan begitu dia mengetahui ada sebuah titik noda hitam kecil di atas mutiara tersebut.
Hatinya terus bergumam, kalaulah tidak ada titik noda hitam, mutiara ini akan menjadi yang tercantik dan paling sempurna di dunia. Semakin dia pikirkan semakin kecewa hatinya.
Akhirnya, dia memutuskan untuk menghilangkan titik noda dengan menguliti lapisan permukaan mutiara.
Tetapi setelah dia menguliti lapisan pertama, noda tersebut masih ada. Dia pun segera menguliti lapisan kedua dengan keyakinan titik noda itu akan hilang. Tapi kenyataannya noda tersebut masih tetap ada.
Lalu dengan tidak sabar, dia mengkuliti selapis demi selapis, sampai lapisan terakhir.
Benar juga ....noda telah hilang....tapi....mutiarapun ikut hilang...
ganti dengan bawang



Rabu, 28 September 2016

Cerita Inspirasi





Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: “Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut”.
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, “Apakah suamimu sudah pulang?”
Wanita itu menjawab, “Belum, dia sedang keluar”.
“Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali”, kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, “Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini”.
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
“Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama” , kata pria itu hampir bersamaan.
“Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seseorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.
Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang.
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk kerumahmu.”
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. “Ohho…menyenangka n sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.”
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita.”
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. ”
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. “Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita.”
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.”
Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.
“Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?”
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. “Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun
Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.”
copas di FB.Ve



Rabu, 20 Juli 2016

Lata Manjari











Lata Manjari       
Lata lunglai menyadari kekasihnya selingkuh. Itu artinya Nambi ga bisa diharapkan. Sedih sepanjang hari tak mampu menelan makanan malamnyapun tak bisa tidur. Ternyata pergerakan organ tubuh sangat dipengaruhi perasaan. Hari kedua masih juga ga bisa menelan makanan.  Ini hari ketiga ga bisa tidur dan ga bisa makan. Lata berusaha memeuhi kebutuhan tubuhnya dengan minum susu, nasi hanya bisa dilumatkan dan tertelan liurnya. Okey makanan bisa ditanggulangi dengan minum atau menelan liurnya, tapi tidur, bagaimana supaya bisa tidur. Selama tiga hari ini Lata hanya pura-pura tidur.
        Hari keempat mungkin karena begitu lelah akhirnya tertidur juga. Lata bersyukur karena bisa tidur walau sebentar, itu artinya masih normal. Lata berenang di pantai, ia berusaha menghibur dirinya dengan kegiatan-kegiatan positif. Berenang adalah olah raga terbaik karena menggerakkan seluruh tubuh dsn gerakan ini bisa diulang-ulang jauh lebih banyak dari pada orah raga lain. Karena berenang menyenangkan serta tidak terlalu merasa lelah atau bosan.
Hari ini ia menulis surat ke kompas ‘cari jodoh’. Kegiatan ini membuatnya fress. Penuh harapan.
Seminggu kemudian segepok surat datang dari berbagai daerah. Belum ada yang cocok.
       Datang lagi surat dari kompas. Amplop coklat besar penuh seperti bantal guling. Datang lagi dan datang lagi. Akhirnya ada juga yang nyantol. Beberapa surat yang menarik. Made dari ubud tinggal di Australia. ‘mmm pasti keren’ pikir Lata. Fotonya keren, rambutnya agak panjang di kuncir. Gaya seniman. Lulusan SMA kerja di pertambangan usianya 29 tahun. Hmmm bule. Yak setengah bule, ibunya bule ayahnya dr Ubud. Ada 8 surat yang masuk nomnasi. Agung 30 tahun dari Gianyar kerja di telkom Malang. Hmm cakep juga tidak gemuk tapi cukup berisi tinggi 172 cm. Lata menyiapkan kertas dan pulpen untuk membuat balasan. 7 surat balasan beserta foto di dalamnya.  7 perangko. Kirim surat ke Australia tentu mahal, nanti-nanti sajalah.
      Rinto 29 tahun dari Ambon kerja di Nurtanio Bandung lulusan Unpad. Tekhnik Elektro. “Adik jangan khawatir, aku lulusan terbaik dan kami keluarga terpandang di Ambon.” Katanya dalam sebuah surat balasan. Rinto hitam manis. Tidak hitam ko kulitnya sawo matang. Lata memandangi foto Rinto. Agama Katolik. “Kau boleh tetap Hindu dik, kalau bisa sih jadi Katolik saja.”
      Lata membuka balasan surat Agung. “Slamat ulang tahun ya dik,” katanya di awal paragraf. Sebuah kartu merah muda. Suara musik terdengar ketika kartu dibuka. Lata tersenyum, ini hanya akalnya saja untuk mendapatkan hadiah ulang tahun. Dia sengaja membuat tanggal kelahiran seminggu kemudian dari tanggal pengiriman surat. Sebenarnya dia tak punya tanggal lahir. Ada amplop terselip dalam kartu. “Kado kecilnya beli sendiri ya dik,” pesannya dan uang sepuluh ribu rupiah. ‘mmmmm ..... lumayan’ Lata terkekeh. Diantara para nominator, Agung adalah terfavorit. “bulan depan saya pulang ke Bali, dik ... kita bertemu ya!” harapnya. Lata memandangi foto Agung, alisnya tebal, senyumnya manis, rambutnya tebal  berombak, kumisnya dicukur bersih hingga kulitnya agak kebiruan. “Mudah-mudahan kita cocok ya dik.” Katanya pada penutupan surat. Lata sedikit berjingkrak. Ia keluar kamar memandang langit dan menghitung bintang-bintang. Tangannya masih memegang foto Agung. Sebulan itu lama banget.
            Walau agak enggan Lata membuka juga balasan surat Pawakal 30 tahun dari Jogja. Pengusaha kuningan, lulusan Gajah Mada. Cakep banget. Terlalu keren ah. Ga pede. “Besok aku ke Bali dik, ketemu di bandara ya! ..... atau dimana terserah adik ...... aku ke kosannya aja ya? aku menginap di hotel Anti Terali no telponnya 4096. Adik bole telepon kesini dimana kita bisa ketemu .... ok thanks.” Suratnya singkat dan tude poin. Lata  bergegas untuk bertemu. Mereka akan bertemu di Kedai O’onk di sebelah raranchoco jl sedap malam. “Adi Pawakal” katanya tersenyum ramah memperkenalkan diri. “Lata.” Balas Lata berusaha ramah juga. Adi menarik kursi dan mempersilahkan Lata duduk. Mereka memesan es monktea, jamur krispi dan mie goreng. “Ingat banyakin sayurnya!” Lata mengingatkan pelayan.
      “Suka sayur ya, baguslah.”
       “Ya ..... biasa makan sayur, mas!” Lata tersenyum agak gugup karena Adi memandangnya terus seolah mencari sesuatu di wajah Lata. 
        “Gimana dik?”
        “Apanya?”
        “Ya pertemuan kita?”
        "hmmm ....." Lata tersipu 
        sebenarnya Lata merasa sangat terkesan. bagaiana tidak, Adi memperlakukannya bak putri raja, Lata tak mau terbuai, gimana kalau gombal!! mungkin saja ia juga memperlakukan hal yang sama pada wanita lain.